Konsumen adalah makhluk sosial
yang tidak mungkin dapat hidup sendiri, pasti kita saling membutuhkan satu sama
lain yakni berinteraksi dengan keluarga, saudara, teman – temannya, dan orang –
orang sekelilingnya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Seiring dengan
perkembangan jaman, kebutuhan dan keinginan konsumen akan barang dan jasa pun semakin bertambah
dan masalah ekonomi yang terjadi pada konsumen tersebut sering kali muncul seperti kondisi ekonomi yang dialami konsumen saat ini sehingga mempengaruhi pola pikir dan perilaku belanja konsumen terhadap suatu
produk. Yang mempengaruhi biasanya diri konsumen tersebut dan lingkungan
disekitarnya. Disinilah upaya perusahaan
mengefektifkan strategi pemasaran yang dilakukan melalui riset perilaku
konsumen. Dan hasil riset itu akan berguna untuk memperbaiki strategi produk,
harga, dan program periklanan yang meyakinkan pelanggan. Dua faktor yang
disebutkan merupakan hal penting yang perlu diriset oleh perusahaan dalam usaha
mendapat informasi pelanggan. Konsumen adalah makhluk sosial, yang dipengaruhi
oleh lingkungan sosialnya dan mempengaruhi lingkungan sosialnya. Berikut adalah
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen:
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Perilaku Konsumen
1. Faktor Sosial
·
Grup
Sikap dan perilaku
seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang
tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership group.
Membership group terdiri dari dua, meliputi primary groups (keluarga, teman,
tetangga, dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki
interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan
serikat dagang). (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204).
Contoh Kasus :
Seorang wanita yang berkumpul
dengan teman-temannya, ketika teman-temannya sedang membicarakan produk fashion
merk ZARA lebih baik dari merk GUCCI maka ia akan lebih memilih merk ZARA
dibandingkan merk GUCCI. Hal ini di sebabkan pengaruh dari primary groups
yaitu teman-temannya.
·
Pengaruh Keluarga
Keluarga memberikan
pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa
peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis
yang berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam
keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen, Makens, 2003,
p.204).
Contoh Kasus :
Ketika satu keluarga yang
terdiri dari suami,istri dan anak berjala-jalan di sebuat pusat perbelanjaan.
Biasanya sang anak lah yang akan memberikan pengaruh terhadap restoran mana
yang akan menjadi tempat ia dan keluarganya makan. Hal ini membuktikan bahwa
keluarga mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku konsumen
terhadap pembelian.
2. Faktor Personal/Pribadi
·
Situasi Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang
akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas
atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi
seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian
pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137).
Contoh Kasus :
Andi yang seorang direktur dan
Dion yang seorang karyawan biasa akan
berbeda dalam pemilihan produk dan keputusan pada suatu produk tertentu. Karna
mereka mempunyai situasi ekonomi yang berbeda.
· Gaya Hidup
Pola kehidupan seseorang
yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut.
Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama
mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong, 2006, p.138)
Contoh Kasus :
Dua orang yang mempunyai jabatan
sama dalam pekerjaannya belom tentu mempunyai gaya hidup yang sama. Tn X dan Tn
Y mempunyai pekerjaan yang sama yaitu sebagai OB di salah satu perusahaan.
Walaupun mereka mempunya pekerjaan yang sama tetapi gaya hidup mereka tidak
sama. Tn X lebih simple dan lebih bersikap hemat terhadap pendapatannya berbeda
dengan Tn Y yang lebih boros menggunakan pendapatannya untuk hal yang tidak
terlalu penting.
·
Umur dan Siklus
Hidup
Orang-orang merubah barang
dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan,
baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur, membeli
juga dibentuk oleh family life cycle. Faktor-faktor penting yang berhubungan
dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan
oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan
strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis. (Kotler,
Bowen, Makens, 2003, pp.205-206)
Contoh Kasus :
Faktor umur memang
merupakan faktor yang cukup penting. Dalam sebuah kasus, Seorang lansia tidak
akan membeli susu formula untuk anak-anak dan anak-anak tidak akan membeli
popok yang digunakan untuk orang orang lanjut usia.
·
Pekerjaan
Pekerjaan seseorang
mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli (Kotler, Bowen,Makens, 2003, p. 207).
Contoh Kasus :
Pekerja konstruksi sering
membeli makan siang dari catering yang datang ke tempat kerja. Bisnis
eksekutif, membeli makan siang dari full service restoran, sedangkan pekerja
kantor membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji
terdekat
3. Faktor Psikologi
·
Motivasi
Kebutuhan yang mendesak
untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan
teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu.
Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak
sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga
diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah
terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut
akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya
(Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.214).
Contoh Kasus :
Ny. M yang seorang artis
terkenal membutuhkan keamanan yang ekstra untuk menjaga dirinya, dalam hal ini
keamanan merupakan motivator dalam dirinya yang mendesak. Ketika dia mempunyai
seorang bodyguard yang siap menjaganya maka kebutuhan keamanan tersebut tidak
lagi menjadi motivator. Selanjutnya
NY.M akan mencoba untuk memuaskan
kebutuhan paling penting selanjutnya.
·
Attitudes
Attitudes adalah evaluasi,
perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari
seseorang pada sebuah obyek atau ide (Kotler, Amstrong, 2006, p.145).
Contoh Kasus :
Seseorang yang tidak
menyukai buah durian tidak akan membeli durian dan biasanya dia akan tetap
konsisten sekalipun ia melihat sedang
diskon 50% di pasar swalayan.
·
Beliefs/Kepercayaan
Beliefs adalah pemikiran
deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu. Beliefs dapat didasarkan pada
pengetahuan asli, opini, dan iman (Kotler, Amstrong, 2006, p.144).
Contoh Kasus :
Ketika seseorang mempunyai kepercayaan
yang tinggi misalnya terhadap agamanya. Ny. X seorang muslimah yang taat akan
sering membeli kerudung atau jilbab untuk menutupi rambutnya karna seorang
muslimah sudah seharusnya seperti itu.
4. Faktor Kebudayaan
Nilai-nilai dasar, persepsi,
keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan lembaga
penting lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.129). Penentu paling dasar dari
keinginan dan perilaku seseorang. Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar,
persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang secara
terus-menerus dalam sebuah lingkungan. (Kotler, Bowen, Makens, 2003,
pp.201-202).
·
Kelas Sosial
Pengelompokkan individu
berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya
ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga
oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya (Kotler, Amstrong, 2006,
p.132)
Contoh Kasus :
Tn. F yang seorang milioner
akan membeli suatu produk yang harganya mahal, sama seperti seorang direktur
utama biasanya juga akan membeli suatu produk yang harganya mahal. Hal itu
menunjukan bahwa kelas sosial sangan mempengaruhi keputusan konsumen dalam
melakukan pembelian
Sumber:
o
https://www.academia.edu/11065159/Makalah_Lingkungan_dan_Situasi_Konsumen